Tuesday, April 01, 2008

termination

akhirnya datang juga! hari-hari yang panjang dan melelahkan. lanjutan dari cerita-cerita sebelumnya, mulai dari soal kerja sama sampai dengan turn over karyawan. kemerosotan tidak dapat dihindari lagi, baik kemerosotan pekerjaan, hasil produksi, pendapatan, sampai dengan menurunnya motivasi. pendapatan sudah tidak dapat lagi menutupi biaya-biaya yang harus dikeluarkan, seperti angsuran alat, fuel, spare parts, dan consumable goods lainnya seperti olie, minyak, grease, dll. dan pada akhirnya suntikan dana sudah mulai terasa memberatkan.

hal ini disebabkan tingkat harga yang sudah tidak sesuai lagi dengan kenaikan harga bbm, sementara itu hasil produksi terus semakin menurun karena alat banyak yang breakdown dan belum bisa diperbaiki karena tidak adanya biaya pengadaan spare parts maupun consumable goods.

satu-satunya jalan saat ini adalah mengurangi kerugian, karena jalan untuk memperoleh keuntungan agak sulit dicapai, yaitu dengan cara mengurangi sebagian pekerjaan yang sudah tidak memberikan keuntungan, bahkan cenderung merugikan, yaitu di bagian tambang, karena harga over burden [pemindahan tanah per bank cubic meter] maupun coal winning [pengangkutan batubara dari tambang ke crushing plant per metric ton] tidak bagus lagi dan sudah tidak dapat digunakan untuk menutupi biaya-biaya angsuran alat di tambang, bbm, spare parts, dll. sedangkan di pekerjaan coal hauling [pengangkutan batubara dari crushing plant ke pelabuhan], harga per metric ton batubara per kilo meternya masih bagus dan masih memberikan keuntungan setelah dipotong dengan biaya-biaya yang ditimbulkannya. sehingga pekerjaan coal hauling inilah yang harus dipertahankan, sedangkan pekerjaan di tambang untuk sementara dihentikan.

konsekuensi dari itu semua adalah karyawan di bagian tambang harus diputuskan hubungan kerjanya, mulai dari supervisor, foreman, operator, driver, sampai dengan checker. jumlahnya cukup banyak, baik jumlah karyawannya, maupun jumlah dana yang harus disiapkan untuk pesangonnya. termination kali ini tidak terlalu sulit, walaupun jumlahnya besar, karena selain sudah sesuai dengan ketentuan dan dipublikasikan sebelumnya, juga kondisi pekerjaan yang tidak mungkin lagi diteruskan, sehingga pemutusan hubungan kerja ini terpaksa dilakukan. kalaupun ada satu dua kendala dari karyawan, hal itu wajar, namun itupun tidak terlalu sulit untuk menjelaskannya kepada karyawan, dan biasanya karyawan dapat mengerti setelah dijelaskan.

alat-alat produksi di tambang dijual dan dialihkan, sehingga kewajiban angsuran alat-alat tambang berkurang secara signifikan. efisiensi-efisiensi dilakukan, penggabungan mess, office, warehouse, dan workshop karena berkurangnya karyawan dilakukan guna menghemat bbm genset. sehingga secara umum biaya-biaya angsuran alat, bbm, tenaga kerja, dll sudah jauh berkurang, dan pendapatan dari pekerjaan coal hauling yang masih dipertahankan dapat digunakan untuk menutup biaya-biaya yang timbul.

sekarang masalahnya apakah sudah cukup puas sampai disini saja? jawabannya tentu tidak. perusahaan harus bangkit kembali untuk mengembalikan yang sudah hilang, yaitu dengan cara :

1. reorganisasi
manajemen perlu direorganisasi, kepemimpinan perlu ditinjau ulang, wewenang & tanggung jawab perlu disusun kembali, sehingga tidak perlu terjadi lagi kepemimpinan yang sifatnya sentralistik, masing-masing diberikan wewenang & tanggung jawab sesuai dengan kompetensinya masing-masing. team work dibentuk, sehingga semuanya saling memberikan support yang dibutuhkan. the next process is our customer.

2. negosiasi ulang
negosiasi ulang perlu dilakukan dengan pihak pemilik tambang. harga disesuaikan kembali dengan kenaikan harga bbm dan harga-harga yang lainnya, juga perubahan-perubahan lokasi dan jarak, serta perubahan-perubahan ketentuan pemerintah dan perundang-undangan. sehingga kontraktor tambang dapat bekerja kembali dengan memperoleh hasil serta dapat menutupi biaya-biaya yang timbul, dan sama-sama memperoleh keuntungan dari batubara yang dihasilkan.

3. project baru
apabila negosiasi ulang dengan pihak pemilik tambang tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka perlu dipikirkan untuk mencari project lain yang dapat dikerjakan oleh kontraktor tambang, atau bahkan mencari konsesi pertambangan sendiri untuk dikerjakan sendiri atau di-sub-kan kepada kontraktor lain untuk mengerjakannya. walaupun hal ini tentu jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan mengerjakan tambang yang sudah ada saat ini, namun hal ini patut dicoba.

apabila ketiga hal ini dapat dilakukan, terutama point 1, yaitu reorganisasi, maka tidak mungkin tidak, perusahaan akan berkembang kembali, seperti yang kita inginkan bersama.

[to be continued]

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home