Monday, May 22, 2006

sang jendral

selama bekerja, baru kali ini mempunyai atasan tentara, seorang jendral, image yang muncul pertama kali adalah gambaran stereotip dari tentara, yaitu disiplin, kaku, keras, tegas, dan represif. selain itu, di ketentaraan juga berlaku pangkat yang lebih tinggi harus dihormati, disegani, sekaligus ditakuti. tentara juga dikenal patuh terhadap perintah atasan, apapun perintah atasan harus dilaksanakan. aturan di ketentaraan juga secara jelas dan tegas harus dijalankan. image tersebut dalam beberapa hal benar, walau tidak secara keseluruhan.

baru berjalan dalam beberapa waktu, pada saat berada di lapangan, image tersebut mulai berubah, ternyata tentara juga manusia, bahkan sang jendral lebih manusiawi dari pada semua direktur dan manager. bagaimana tidak, di ketentaraan ternyata aspek manusia lebih diutamakan dibanding aspek lainnya, peluru sekalipun.

kesejahteraan tentara adalah hal yang paling utama, bagaimana memerintahkan tentara untuk berperang kalau kesejahteraannya tidak dijamin, bagaimana menuntut hasil kerja yang maksimal kalau kesejahteraan yang diberikan minimal.

di dalam setiap aktivitas yang dilakukan, reward & punishment adalah satu hal yang penting, setiap pencapaian prestasi, apakah itu hasil kerja yang bagus, kebersihan yang terjaga, kerapian, kecepatan, dan lainnya harus diberikan penghargaan yang setimpal, sebaliknya setiap kesalahan yang dilakukan akan diberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya dengan cepat, tepat, dan tanpa menunggu, agar tidak menjadi precedent yang buruk bagi tentara yang lain.

latihan adalah salah satu cara mengembangkan tentara, dengan berlatih maka tentara akan selalu siap menghadapi segala macam situasi, di dalam latihanpun diterapkan reward & punishment, siapa yang paling baik akan memperoleh penghargaan, sebaliknya yang paling jelek juga akan mendapatkan sanksinya, sehingga tanpa ditunggu oleh atasannyapun, tentara akan terus berlatih.

keteladanannya juga patut dicontoh, seorang komandan akan menunjukkan kepada anak buahnya bahwa dia bisa melakukan apa yang dia perintahkan, apabila dia memerintahkan anak buahnya untuk berlatih, maka diapun akan ikut berlatih bersama anak buahnya.

seorang komandan harus mengerti kebutuhan anak buahnya, sebelum maju berperang, tentara hanya membutuhkan peluru dan ransum, kalau itu sudah dipenuhi, maka tentara akan berangkat berperang. seorang komandan juga harus tegas, mengapa komandan membawa pistol untuk berperang, sementara musuhnya menggunakan tank, ternyata pistol itu akan digunakan untuk menembak anak buahnya yang tidak bisa diatur.

sekarang baru mengerti, mengapa banyak tentara yang sudah purnawira jadi komisaris atau direktur suatu perusahaan, dengan tanpa kesan melebih-lebihkan, dan dengan seobyektif mungkin, atau dengan tanpa melihat peran tentara di negara ini pada masa lampau, pada dasarnya, ternyata keahliannya sangat cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan, keahliannya untuk mengorganisasikan serta memberdayakan manusia, komandan adalah ibarat manager, dan tentaranya adalah ibarat karyawan, sama.

Labels:

6 Comments:

Anonymous Anonymous said...

maaf oot ya, kris.
met gabung dg blogfam. acc membernya sdh diaktifkan. ditunggu sapa nya di perkenalan.

12:39 AM  
Blogger ykrisnahadi said...

tks ya...aku udah post di perkenalan...mudah2an diterima.

9:58 AM  
Blogger nennot said...

Apakah bapak boeleg termasuk dalam apresiasi sampeyan dicrita ini :-)
Kalo iya, thx ya.

7:22 AM  
Blogger indahjuli said...

Makasih yah udah mampir ke blog kami.
Diupdate donk om, ceritanya bagus2 :)

1:37 AM  
Blogger Linda said...

berarti kantor tempatku kerja sekarang Direksinya harus diganti sama purnawirawan ya biar manusiawi

5:51 PM  
Blogger ykrisnahadi said...

Apakah bapak boeleg termasuk dalam apresiasi sampeyan dicrita ini :-)

tentu termasuk, selalu ada komandan yg harus me-manage prajuritnya.

8:19 PM  

Post a Comment

<< Home