Wednesday, March 03, 2010

nulis lagi #2

tak terasa sudah hampir 2 tahun blog ini tidak disambangi, kukira sudah tidak ada, ternyata masih ada, tapi apakah komunitasnya masih aktif hingga kini?

setelah berpindah ke multiply yg menawarkan upload foto yg lebih mudah, penulisan blog pribadi yg interaktif dengan pengguna yg lain, saling memberi komentar serta menyapa teman-teman lama maupun baru, menulis resensi buku, film, dan lain-lainnya, blogger menjadi terasa tambah kesepian tanpa interaksi dengan orang lain.

kemudian berpindah lagi ke facebook yg semakin memperluas jejaring sosial kita, bertemu dengan teman-teman lama melalui dunia maya, bahkan teman sekolah dasar sekalipun bisa kita temukan melalui facebook, pertemuan di dunia maya ini pun mendorong maraknya kegiatan reuni akhir-akhir ini, kegiatan menggalang opini publik pun dapat dilakukan melalui facebook, dunia terasa semakin sempit dengan tidak adanya lagi jarak antara ruang dan waktu.

dengan begitu apakah blogger masih dapat eksis, apakah masih ada yg membaca tulisan di blogger, apakah blogger masih diperlukan?

Labels: , ,

Tuesday, April 01, 2008

termination

akhirnya datang juga! hari-hari yang panjang dan melelahkan. lanjutan dari cerita-cerita sebelumnya, mulai dari soal kerja sama sampai dengan turn over karyawan. kemerosotan tidak dapat dihindari lagi, baik kemerosotan pekerjaan, hasil produksi, pendapatan, sampai dengan menurunnya motivasi. pendapatan sudah tidak dapat lagi menutupi biaya-biaya yang harus dikeluarkan, seperti angsuran alat, fuel, spare parts, dan consumable goods lainnya seperti olie, minyak, grease, dll. dan pada akhirnya suntikan dana sudah mulai terasa memberatkan.

hal ini disebabkan tingkat harga yang sudah tidak sesuai lagi dengan kenaikan harga bbm, sementara itu hasil produksi terus semakin menurun karena alat banyak yang breakdown dan belum bisa diperbaiki karena tidak adanya biaya pengadaan spare parts maupun consumable goods.

satu-satunya jalan saat ini adalah mengurangi kerugian, karena jalan untuk memperoleh keuntungan agak sulit dicapai, yaitu dengan cara mengurangi sebagian pekerjaan yang sudah tidak memberikan keuntungan, bahkan cenderung merugikan, yaitu di bagian tambang, karena harga over burden [pemindahan tanah per bank cubic meter] maupun coal winning [pengangkutan batubara dari tambang ke crushing plant per metric ton] tidak bagus lagi dan sudah tidak dapat digunakan untuk menutupi biaya-biaya angsuran alat di tambang, bbm, spare parts, dll. sedangkan di pekerjaan coal hauling [pengangkutan batubara dari crushing plant ke pelabuhan], harga per metric ton batubara per kilo meternya masih bagus dan masih memberikan keuntungan setelah dipotong dengan biaya-biaya yang ditimbulkannya. sehingga pekerjaan coal hauling inilah yang harus dipertahankan, sedangkan pekerjaan di tambang untuk sementara dihentikan.

konsekuensi dari itu semua adalah karyawan di bagian tambang harus diputuskan hubungan kerjanya, mulai dari supervisor, foreman, operator, driver, sampai dengan checker. jumlahnya cukup banyak, baik jumlah karyawannya, maupun jumlah dana yang harus disiapkan untuk pesangonnya. termination kali ini tidak terlalu sulit, walaupun jumlahnya besar, karena selain sudah sesuai dengan ketentuan dan dipublikasikan sebelumnya, juga kondisi pekerjaan yang tidak mungkin lagi diteruskan, sehingga pemutusan hubungan kerja ini terpaksa dilakukan. kalaupun ada satu dua kendala dari karyawan, hal itu wajar, namun itupun tidak terlalu sulit untuk menjelaskannya kepada karyawan, dan biasanya karyawan dapat mengerti setelah dijelaskan.

alat-alat produksi di tambang dijual dan dialihkan, sehingga kewajiban angsuran alat-alat tambang berkurang secara signifikan. efisiensi-efisiensi dilakukan, penggabungan mess, office, warehouse, dan workshop karena berkurangnya karyawan dilakukan guna menghemat bbm genset. sehingga secara umum biaya-biaya angsuran alat, bbm, tenaga kerja, dll sudah jauh berkurang, dan pendapatan dari pekerjaan coal hauling yang masih dipertahankan dapat digunakan untuk menutup biaya-biaya yang timbul.

sekarang masalahnya apakah sudah cukup puas sampai disini saja? jawabannya tentu tidak. perusahaan harus bangkit kembali untuk mengembalikan yang sudah hilang, yaitu dengan cara :

1. reorganisasi
manajemen perlu direorganisasi, kepemimpinan perlu ditinjau ulang, wewenang & tanggung jawab perlu disusun kembali, sehingga tidak perlu terjadi lagi kepemimpinan yang sifatnya sentralistik, masing-masing diberikan wewenang & tanggung jawab sesuai dengan kompetensinya masing-masing. team work dibentuk, sehingga semuanya saling memberikan support yang dibutuhkan. the next process is our customer.

2. negosiasi ulang
negosiasi ulang perlu dilakukan dengan pihak pemilik tambang. harga disesuaikan kembali dengan kenaikan harga bbm dan harga-harga yang lainnya, juga perubahan-perubahan lokasi dan jarak, serta perubahan-perubahan ketentuan pemerintah dan perundang-undangan. sehingga kontraktor tambang dapat bekerja kembali dengan memperoleh hasil serta dapat menutupi biaya-biaya yang timbul, dan sama-sama memperoleh keuntungan dari batubara yang dihasilkan.

3. project baru
apabila negosiasi ulang dengan pihak pemilik tambang tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka perlu dipikirkan untuk mencari project lain yang dapat dikerjakan oleh kontraktor tambang, atau bahkan mencari konsesi pertambangan sendiri untuk dikerjakan sendiri atau di-sub-kan kepada kontraktor lain untuk mengerjakannya. walaupun hal ini tentu jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan mengerjakan tambang yang sudah ada saat ini, namun hal ini patut dicoba.

apabila ketiga hal ini dapat dilakukan, terutama point 1, yaitu reorganisasi, maka tidak mungkin tidak, perusahaan akan berkembang kembali, seperti yang kita inginkan bersama.

[to be continued]

Labels:

Monday, September 10, 2007

turn over #2

semakin terbukti saja bahwa gaji bukanlah segala-galanya, melainkan situasi dan kondisi perusahaanlah faktor utama karyawan mengundurkan dirinya dari perusahaan.

gelombang pengunduran diri secara besar-besaran terjadi disebabkan oleh kondisi perusahaan yang tidak menentu yang mengakibatkan semua merasa terancam kelangsungannya bekerja di perusahaan. keamanan, jaminan, dan kenyamanan kerjanya jauh berkurang.

hal ini bermula sejak awal tahun ini. terjadi penurunan produktivitas perusahaan disertai penurunan support atau dukungan dari perusahaan. mana yang duluan sudah seperti telur dengan ayam. perusahaan tidak dapat mendukung secara penuh jalannya operasional, karena adanya kesulitan keuangan yang disebabkan oleh karena tidak tertutupnya biaya operasional dari penghasilan yang diterima oleh perusahaan, sehingga hal ini mengakibatkan supply material dan logistik berkurang. sementara itu pihak operasional tidak dapat menjalankan produksinya secara optimal karena banyak unit yang breakdown karena material yang dibutuhkan tidak disupply sehingga tidak dapat dioperasikan. hal ini tentu saja mengakibatkan tidak tercapainya target produksi.

banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, namun yang saat ini menjadi faktor utamanya adalah :

1. kepemimpinan
kepemimpinan yang sentralistik yang tidak bisa memberikan wewenang & tanggung jawab penuh kepada karyawan sangat signifikan terhadap hasil produksi yang tidak mencapai target. semua orang akan menunggu apa yang akan diputuskan, dan tidak mengeluarkan idenya, sehingga batas waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target produksi semakin menyempit dan bahkan telah habis sebelum target itu tercapai.
penempatan pemimpin yang tidak pada tempatnya dan bukan merupakan bidangnya juga akan mengakibatkan tidak optimalnya hasil yang dicapai.

2. modal
perusahaan tidak bisa berjalan hanya dengan mengandalkan pinjaman maupun kredit. unit untuk bekerja barangkali bisa dibeli dengan cara kredit dari leasing. sarana kerjapun bisa dipenuhi dengan cara pinjaman dari bank. namun biaya operasional seharusnya dipenuhi dengan modal kerja yang sudah dipersiapkan oleh perusahaan untuk beberapa bulan ke depan. tidak bisa biaya operasional hanya mengandalkan dari penghasilan yang diterima, seharusnya sudah ada anggaran yang telah disiapkan terlebih dahulu.

3. harga
perhitungan harga yang akurat sangat mempengaruhi jalannya operasional, harga yang tidak sebanding dengan biaya produksi akan mengakibatkan kerugian. pada awalnya hal ini tidak dirasakan, namun dengan bertambahnya beban kerja maka bertambah pulalah biaya produksi yang dibutuhkan. hal ini sudah seharusnya dibicarakan dan dicari jalan keluarnya, karena tidak memungkinkan bagi perusahaan untuk meneruskan pekerjaan dengan kondisi demikian.

perusahaan dalam hal ini sudah mengambil langkah-langkah penyelamatan, dengan mengurangi biaya-biaya produksi, yaitu dengan mengurangi alat-alat produksi serta karyawan yang mengoperasikannya. perusahaan juga telah melakukan negosiasi untuk me-review kembali target produksi yang telah ditetapkan sehingga dapat dicapai dengan alat dan waktu yang ada, serta dengan biaya produksi yang sebanding dengan hasil produksinya.

namun sekali lagi, dalam kondisi seperti ini, peranan pemimpin sangat dibutuhkan. kondisi seperti ini harus dijelaskan kepada karyawan, bahkan karyawan harus dilibatkan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, sehingga karyawan memiliki moral yang kuat untuk ikut mempertahankan perusahaan dari keruntuhannya.

pemimpin juga harus mau "pasang badan" apabila ada karyawan yang semangatnya menurun dan perlu diberikan jaminan atas kekhawatirannya. karyawan juga perlu diberitahu langkah-langkah yang akan diambil oleh perusahaan dalam mengatasi masalah ini.

namun seandainya hal tersebut di atas tidak dilakukan, bahkan cenderung semakin tertutup dan selalu menghindar dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul, atau sebaliknya malah membeberkan keputusasaannya didepan karyawan, maka hal tersebut akan semakin mengancam keamanan, jaminan, serta kenyamanan kerja karyawan. promosi atau pemberian kenaikan gaji bagi karyawan yang dianggap loyal tidak akan efektif dan signifikan lagi dengan hasil yang diharapkan.

sehingga dengan demikian tinggal menunggu waktu saja, pada saatnya nanti tidak dapat dicegah lagi datangnya gelombang pengunduran diri karyawan. satu persatu karyawan akan mengundurkan diri, dan yang tertinggal adalah karyawan yang belum mendapatkan pekerjaan baru, yang pada waktunya nanti juga akan sangat sulit dicegah untuk tidak mengundurkan diri, karena sekali lagi karyawan perlu jaminan keamanan serta kenyamanan dalam bekerja. siapa lagi yang akan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup karyawan beserta keluarganya, kalau bukan dirinya sendiri.

Labels: